Berbingkai Kemajemukan Budaya, Bersukma Desakalapatra: Selidik Etnografi atas Tradisi Tengger The Embrace of Multiculturalism, Desakalapatra Energy: An Etnographic Study of Tengger Tradition

Main Article Content

Holifatul Hasanah
Sony Sukmawan

Abstract

This research aims to reveal the representation of multiculturalism about the complexity of the Tengger tradition. This study used a qualitative approach to the design of ethnography. The data of this research are in the form of folkloristic expressions manifested in utterances or symbolic behavior. Sources of data in this study were native speakers of Tengger. Data were collected using observation and interviews. The data obtained were then analyzed through three stages: data reduction, data presentation, and conclusions. The research findings show that multiculturalism can be represented in various Tengger tradition. Some of them are present in karo celebration performance that contains traditions of gantenan cecelukan, andon mangan, and nyandaran. Instead of these traditions, the tolerance value is also indicated in sayan tradition, such as sayan hajatan, sayan of farming, sayan of building a house, and sayan of building a place of worship. The multicultural Tengger community recognizes the concept of desakalapatra, a different custom in every Tengger region. However, by the existence of traditional support, these differences were able to be managed well. The Tengger people became more open-minded in understanding and accepting any differences between them through multiculturalism and tolerance of desakalapatra value. The solid religious tolerance in the Tengger tradition is also affected in bonding the harmony. As a result, Tengger people are always unity both culture and tradition, though they believe diversity subsistence around them.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Hasanah, H., & Sukmawan, S. (2021). Berbingkai Kemajemukan Budaya, Bersukma Desakalapatra: Selidik Etnografi atas Tradisi Tengger. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 4(1), 79-90. https://doi.org/10.30872/diglosia.v4i1.102
Section
Articles

References

Arifin, B. (2016). Implikasi Prinsip Tasamuh (Toleransi) dalam Interaksi antar Umat Beragama. Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial, dan Budaya, 1(2), 391–420. https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/jf/article/view/20
Baidhawy, Z. (2005). Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: Erlangga.
Bakar, A. (2015). Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama. Toleransi Media Komunikasi Umat Beragama, 7(2), 123–131. http://dx.doi.org/10.24014/trs.v7i2.1426
Batoro, J. (2017). Keajaiban Bromo Tengger Semeru: Analisis Kehidupan Suku Tengger-Antropologi-Biologi di Ligkungan Bromo Tengger Semeru Jawa Timur. Malang: UB Press.
Casram. (2016). Membangun Sikap Toleransi Beragama dalam Masyarakat Plural. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 1(2), 187–198. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jw/article/view/588/700
Falah, R. Z. (2016). Membentuk Kesalehan Individual dan Sosial Melalui Konseling Mutikultural. KONSELING RELIGI: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 7(1), 163–188. http://dx.doi.org/10.21043/kr.v7i1.1666
Haris, H. (2012). Revitalisasi dan Reinterpretasi Pendidikan Pancasila: Upaya Mengatasi Fenomena Konflik Kekerasan Melalui Sektor Pendidikan. In Sapriya (Ed.), Transformasi Empat Pilar Kebangsaan dalam Mengatasi Fenomena Konflik dan Kekerasan: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Kerjasama Program Studi PKn Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Asosiasi Profesi PKn se-Indonesia, dan Lembaga Ketahanan Nasional.
Haryanto, J. T. (2014). Kearifan Lokal Pendukung Kerukunan Beragama pada Komunitas Tengger Malang Jatim. Analisa: Journal of Social Science and Religion, 21(2), 201–2013. https://doi.org/10.18784/analisa.v21i02.15
Huda, M.T. & Khasanah, I. (2019a). Budaya sebagai Perekat Hubungan antara Umat Beragama di Suku Tengger. Sangkep: Jurnal Sosial Keagamaan, 2(2), 151–170. https://doi.org/10.20414/sangkep.v2i2.801
Huda, M.T. & Khasanah, I. (2019b). The Relationship between Religious Tribes in Tengger (Hindu, Islam, and Budha). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 3(2), 284–296. http://dx.doi.org/10.25078/ijhsrs.v3i2.748
Irhandayaningsih, A. (2012). Kajian Filosofis terhadap Multikulturalisme Indonesia. HUMANIKA, 15(9). https://doi.org/10.14710/humanika.15.9.
Kompas.com. (2020). Kasus Kekerasan yang Dipicu Masalah Keberagaman di Indonesia. https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/190000569/kasus-kekerasan-yang-dipicu-masalah-keberagaman-di-indonesia
Lestari, G. (2015). Bhineka Tunggal Ika : Khasanah Multikultural Indonesia di Tengah Kehidupan SARA. Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 28(1), 31–37. http://dx.doi.org/10.17977/jppkn.v28i1.5437
Muhadi, I. (2019). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Multikutural dalam Mayarakat Muslim Tengger. Pendidikan Multikultural, 3(2), 151–160. http://dx.doi.org/10.33474/multikultural.v3i2.4756
Nurcahyono, O. H. & Astutik, D. (2018). Harmonisasi Masyarakat Adat Suku Tengger (Analisis Keberadaan Modal Sosial pada Proses Harmonisasi pada Masayarakat Adat Suku Tengger, Desa Tosari, Pasuruan, Jawa Timur). Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi, 2(1), 1–12. https://jurnal.uns.ac.id/dmjs/article/view/23326/17016
Spradley, J. P. (2007). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Sudikan, S. Y. (2001). Metode Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Citra Wacana.
Sukmawan, S., Ramadhani, A., & Firdaus, E. (2020). Pesan Edukasi Seksual bagi Remaja Tengger Melalui Tari Sodoran. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 4(2), 109–118. https://doi.org/10.24114/gondang.v4i2.19210
Suparlan, P. (2002). Multikulturalisme. Jurnal Ketahanan Nasional, 7(1), 9–18. https://doi.org/10.22146/jkn.22071
Sutarto, A. (2006). Sekilas tentang Masyarakat Tengger. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/wp-content/uploads/sites/24/2014/06/Masyarakat_Tengger.pdf
Sutarto, A. (2008). Kamus Budaya dan Religi Tengger. Jember: Lembaga Penelitian, Universitas Jember.
Yaqin, A. (2005). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media.